Latihan wajib bagus, skripsi harus lulus

Posted on

Adalah Rully Ibnu Faroka, salah satu atlit pelatnas Sea Games kelahiran Jember 25 Oktober 1987. Tiap sesi latihan selesai, pemuda satu ini tampak asyik sendiri di pojokan kamar sesekali memicingkan dahi mengadapi laptop mungilnya. Ternyata dia sedang berjuang menyelesaikan skripsi dengan sisa tenaga usai latihan.

Kuliah di universitas Negeri Malang, fakultas ilmu keolahragaan, jurusan pendidikan jasmani. Rully mengawali karir di BMX, lantas beralih ke MTB sejak 2004. Dia mulai serius di sepeda balap per 2006, tergabung di club United Kencana Bike, setelah mengalami patah tulang lengan. “MTB guncangannya keras, makanya saya main aman saja di roadbike”, ujarnya saat ditanya alasan beralih tersebut.

Saat ditanya rangkaian prestasi yang pernah dia raih, sembari ketawa dengan dialek khas Jawatimuran dia menjawab, “Wis lali aku, pokokne perunggu Time Trial 1000m pas PON 2008”.

Meski memang salah satu harus dikorbankan demi suksesi salah satu tujuan, Rully membuktikan bahwa pendidikan dan olahraga bisa berjalan berbarengan.

Tradisi emas Samai

Posted on

Berani memutuskan untuk tidak bergabung dengan club manapun, adalah Samai Amari. Salah satu pembalap berprestasi Indonesia dengan tidak sedikit prestasi. Arek Suroboyo kellahiran 26 july 78 dan memulai bersepeda sejak 1993.

Mau tau apa saja rangkaian jasanya untuk Indonesia dari cabang balap sepeda?, nah, ini dia
– Pada PON tahun 2000, 3 emas: di cabang 4000 M, srint 200 M , team sprint
– Sea Games 2001, emas di kelas sprint 200 M, kelas Keirin dia mengantongi perak
– Sea Games 2005, di cabang road race dikantunginya perak, dan emas pada kelas criterium.
– Sea Games 2007, perunggu di kelas team sprint
– Kejuaraan dunia track 1000 M. Cape town, Afsel 2007, dia kantongi emas
– Juga emas di 1000 M PON 2008, sementara di scart race dia hanya mengantongi perak
– Terakhir yang diingatnya adalah pada 2009 di Tour D’Langkawi sebagai juara 1 di etape-4

Di Sea Games 2011, bapak dua anak ini kemungkinan besar masih akan diberikan kepercayaan untuk memperkuat Indonesia. Nah, siapa anak muda selanjutnya yang berani meneruskan tradisi prestasi Cak Samai?.

Si budi kecil berbahaya

Posted on

Saat berpakaian biasa, bukan jersey sepeda, Budi Santoso sangatlah biasa. Kalem, dan ramah. Anak muda dengan tinggi 158 CM kelahiran tahun 28 April 1986 berubah sangar saat tampil diatas sepeda berseragam balap.

Sederet prestasi telah diraih, diantaranya adalah juara 3 asia saat  tour D’Taiwan 2006; juara 1 junior alpen tropi 2004 (kejurnas tanjakan); dan pemegang green jersey saat Tour D’Indonesia 2010 lalu.

Budi, asli Lumajang, salah satu tim inti United Bike Kencana Malang sejak 2008 ini mulai bersepeda pada tahun 2000 di BMX dan pada Training Center Sea Games 2011 ini, bila terpilih, kemingkinan dia akan berjuang untuk Indonesia pada Team Time Trial.

Anak muda Indonesia, ada yang mau uji nyali di track melawan Si Budi Kecil ini?

Acong si gigih

Posted on

Nama lengkapnya Agus Sofiyan Ziad, biasa dipanggil Acong oleh rekan lainnya. Dia tidak muda lagi, pembalap club gaek Dodol Picnik Garut ini kelahiran 5 April 1975 dan terbilang telat terjun serius di sepeda prestasi yang dia lakukan baru pada usia 27 tahun.

Pembalap yang mengawali karir di MTB pada tahun 1998 dan pindah ke road pada tahun 2003 ini bahkan rela latihan beberapa tahun dengan sepeda balap bekas ber-frame retak. Saat belum bekerja sebagai pegawai negeri Disorda Garut, Acong mau latihan hanya bermodal 10 ribu perak menempuh 170 KM dari Garut ke Tasik. “cuma untuk beli air dan roti, itupun saya sisihkan 2 ribu barangkali ada apa-apa di jalan. Gak lupa bawa KTP barangkali ada apa-apa di jalan. Kalaupun kelaparan kan bisa dibayar dengan KTP”, kelakarnya. Kondisi ini tidak mengada, diamini oleh rekan pembalap lainnya dan bahkan jarang yang sanggup berperih seperti itu.

Buah dari kerasnya latihan tidak sia-sia, tahun 2008 Acong berhasil meraih emas pada scart race PON. Kini di bersama puluhan pembalap terbaik Indonesia lainnya tengah giat berjibaku di ‘neraka’ Training Center dan April lalu sempat memperkuat tim Jakarta pada Kalbar Bike Race 2011.

Anak muda sekarang, adakah yang masih sanggup bersakit-sakit seperti Acong demi hasil akhir gemilang?.

Bagi Ryan emas untuk Indonesia adalah harga mati

Posted on
ryan

ryan

Pemuda sunda bernama lengkap Ryan Ariehaan Hilmant satu ini dikenal lumayan iseng dikalangan rekan juniornya di Jakarta maupun sesama rekan pelatnas. Saat alarm salah satu mobil tiba-tiba nyala, Agus yang tengah dipijat dengan enteng nyeletuk, “ah pasti Ryan yang nendang ban depannya”.

Diantara kejailan tersebut, auranya juga bisa dikatakan lumayan, mengingat prestasi yang pernah diraih atas ketekunan dan kepatuhan akan program latihan selama ini. Berikut sedikit diantaranya berdasar pemaparan pria yang biasa dipanggil Aa Ryan langsung di jeda makan malam sebelum tidur.

– Perak pada PON 2004

– Medali emas di Sea Games 2007 Thailand di cabang Individual Road Race

– Medali emas pada Sea Games Laos 2009 di cabang Individul Time Trial

– Jersey Merah Putih (nasional tercepat) pada Tour D’Indonesia 2005

– Juara 1 beregu pada Jelajah Malaysia tahun 2008

Bapak dua anak kelahiran 4 Maret 1979 bergabung di tim Jakarta sejak 2006 lalu. Tinggal di perbukitan Garut amat memungkinkan dia latihan rutin serius melahap jalanan nain turun. Saat latihan, dia dikenal tidak ngoyo, namun tampil amat beda saat kejuaraan. Pasti akan maksimal dan dia buktikan pada raihan prestasi seperti disebutkan diatas.

Meski pernah jadi ikon salah satu produk extreem karena paras lumayan dan tinggi badan diatas 175 tidak menjadikanya jumawa. “Saya masih harus terus belajar serius dari pengalaman senior seperti Tonton dan lainnya, dan cara ini juga yang saya harapkan dari junior maupun pesepeda lainnya. Saat makan, bukan mulut nyamper sendok, tapi sebaliknya”, ujarnya berfilsafat.

Pada Sea Games 2011 ini emas merupakan harga mati baginya, dukungan dan doa dari seluruh bangsa Indonesia diharapkannya. GO A Ryan!!!

Asep stabil dengan sepeda besi 8 speed

Posted on
asep

asep

Tiap kamis merupakan jadwal recovery seluruh atlit pelatnas di Subang. Hari ini berisi latihan ringan diluar program utama, dilanjut menyelesaikan urusan pribadi masing-masing. Terpenting dari semuanya adalah perbaikan sepeda, meski ini dilakukan hampir tiap hari sebelum dan seusai latihan, pada hari ini anggaplah operasi besar bila service sepeda dianggap tubuh manusia.

Asep tampak sendirian di samping pagar. Bapak dua anak klahiran 1979 ini bisa dikatakan menggunakan sepeda paling jelek dibanding puluhan atlit lainnya. Bayangkan saja, untuk latihan rutin, dia masih menggunakan sepeda besi merk KW dengan part abal-abal 8 speed saja. Ya, 2011 saat standard sepeda balap minimal memiliki 10 kecepatan.

Bila dibandingkan dengan Agus dan Ryan Arihan, prestasinya memang masih dibawah mereka berdua, namun dedikasi bagi Tim Jakarta sejak 1998 oleh pria bernama lengkap Asep Suryaman ini patut diacungi jempol. Berikut catatan prestasi yang maaih diingatnya:

– Tahun 2000 PON surabaya, meraih perak di track TTT, (Team Time Trial) & perunggu di road race team

– 2007 Thailand, team sprint, perunggu, nomor 200m perunggu

– 2009 kejuaraan Asia di Kaltim, kelas sprint 200m, hanya mampu berada di 8 besar Asia, meski saat kualifikasi dia berada di peringkat 4 menyisihkan atlit dari 20 negara Asia lainnya.

Logat Jamblang-Cirebon Asep masih sangat kental meski sudah lama meninggalkan kampung halaman dan tinggal bersama anak istri di daerah Subang. Meski begitu, jiwanya tetap ada buat Jakarta.

Tahun 2001 hingga awal 2005 Asep sempat berhenti dari dunia bap sepeda demi alasan konsentrasi ke keluarga barunya. Di tahun ini dia menikah. Satu hal yang dia sesali adalah pendidikan yang dia tamatkan hanya hingga SMP karena terdorong ketertarikan pada dunia sepeda dan mninggalkn itu semua.

Saat ditanyakan mengenai dunia sepeda Di Indonesia, Jakarta khususnya, jawaban Asep senada dengan Agus, “mental anak muda sekarang payah, lemah, saya gak tau kenapa bisa begini. Gak mau naek sepeda kalau sepedanya gak bagus, giliran sepeda bagus hanya untuk dipajang. Kadang miris gimana regenerasi prestasi sepeda Indonesia kalau anak mudanya (maaf) hedonis kena tampar sekali saja meringis?”.

Diantara berjuta warga Jakarta, Adakah yang mau meminjamkan sepedanya ke Asep?. Dia berjanji akan berupaya maksimal demi nama baik Indonesia bila terpilih sebagai tim inti di sea games 2011 nanti.

Agus dan corima

Posted on
Agus dan corima

Ada yang perhatikan sepeda biru putih berlabel NuGens yang seringkali wara-wiri di velodrome?. Sepeda tersebut aslinya adalah Corima carbon warna hitam, kebanggaan salah satu atlit unggulan NuGens, Agus.

Dipakainya sejak tahun 2000 dan ternyata telah melanglang buana dengan segudang prestasi. Sayang, berbagai catatan sejarah penting dan membanggakan tersebut kurang begitu terdengar umum, bahkan peseda di Jakarta.

Di pendopo training center daerah Subang seusai latihan rutin, dengan semangat Agus ceritakan semuanya. Berikut detail pengalaman dia dan sepedanya yang masih diingat.

– Rekor nasional PON tahun  2000 pada nomor sprint 200m
– Medali perak pada  Keirins race tahun 2000 di Jawa Timur
– Perunggu nomor sprint 200m tahun 2000 masih di Jatim
– juga perunggu pada olympic spint th 2000 Jatim
– 2001 kejuaran asia, Keirin Race juara . Ke4
– Medali emas Sea games kuala lumpur tahun 2001
– Tahun 2002 Kejuaraan asia, Thailand. Nomor eliminasi. Dari 50 peserta, Agus berhasil meraih urutan ke 3
– Asian games korea 2002 peringkat ke-5 kelas Srint 200m
– Olympic sprint philipina tahun 2005 dan meraih perak
– Asian games Qatar 2006 …, yang ini gagal

Tahun 2011 ini, Agus akan kembali membela Indonesia pada Sea Games. Sejak Februari lalu, dia dan puluhan putra terbaik bangsa pada cabang balap sepeda sedang mengikuti latihan extra keras. Harapannya agar diperkenankan kembali mnggunakn sepeda yang telah berlabel NuGens saar lomba nanti.

Sayangnya obrolan sore ini berakhir cukup miris. Satu-satunya sepeda road race pinjamannya retak hingga sesi latihan dirasa kurang optimal.

Saat ditanyakan tentang euforia fixed gear, diplomatis dia jawab, “saya sambut baik, dengan begitu akan ada regenerasi. Sekaligus sedih, saya saja gak berani naek sepeda gak pake rem di jalanan. Selain itu, banyak anak baru yang dibilangin tapi merasa lebih tau. Kalau sudah begini, saya cuma bisa ngurut dada. Bukan itu saja, beberapa kali pedagang baru datang ke velodrome malah cari barang, ada yang maksa pula. Padahal jelas kita sendiri sangat perlu upgrade”.

Kabupaten Landak – Bank Kalbar BIke Race 2011 #2

Individual Road Race

Start ‘hanya’ molor sekitar 45 menit dari yang dijadwalkan semula pukul 09:00. Gubernur Kalbar, Cornelis berkesempatan mengibarkan bendera start tepat pukul 0945 setelah pidato sambutan. Mendampingi beliau adalah Phanny Tandjung, ketua PB ISSI, serta Carolin ketua ISSI pengprov Kalimantan Barat yang juga anak dari Sang Gubernur.

Di kilometer awal seremonial, beberapa pembalap lokal sudah beberapa orang bertumbangan. Jalan yang relatif datar namun bergelombang hanya sedikit diperberat oleh suhu equator yang lebih panas, dan sedikit gerimis di kilometer akhir tidak membawa pengaruh berarti. Tanjakanpun tidak terlalu berat seperti latihan rutin tim pelatnas terutama.

Sedari awal hingga akhir, beberapa pembalap Pelatnas Prima Sea Games dibarengi PSN (Polygon Sweet Nice) terus memimpin rombongan, disusul rombongan besar dengan jarak waktu antar keduanya berkisar 50 detik hingga 3 menit di kilometer-kilometer akhir.

Pada Individual Road Race kali ini hanya menyajikan satu saja King Of Mountain, vertikal 120 meter dengan jarak 5KM saja. Peraih polkadot jersey pada KOM ini yaitu Herwin Jaya dari PSN, disusul Nugroho Kisnanto dari pelatnas prima; Warseno juga dari Pelatnas, serta urutan ke-4 adalah Eric Suproanto dari Custom Cycling Club.

Keikutsertaan atlit pelatnas prima menyajikan tontonan menarik tersendiri bagi warga sepanjang Sungai Pinyu hingga Kabupaten Landak. Menempuh jarak 138KM, peringkat pertama diduduki Nugroho Kriswanto dari Pelatnas prima dengan kecepatan rata- rata 45km/jam. Pada peringkat ke-2, Herwin Jaya dari PSN kembali unjuk gigi dengan mengungguli Hartono Gunawan sebagai pembalap tercepat ke-3 dari Custom Cycling Club dan Rian Arihan, atlit #NuGens yang harus berbangga menduduki peringkat ke- 4, karena sempat mengalami kram beberapa menit. Sementara peringkat kelima dan keenam masing-masing diduduki Erik Supriyanto dari CCC dan Reno Yudo dari Pelatnas Prima.

Sepanjang perlombaan tidak ada hambatan berarti. Meski ruas jalan relatif sempet dan bergelombang, namun aparat kepolisian telah siaga di berbagai sudut jalan mengamankan perlombaan. Kejadian buruk tahun lalu yang mengakibatkan tewasnya salah seorang anggota tertabrak di garis finish oleh salah seorang pembalap rupaya tidak lagi mau terulang. Pagar besi di area finish terbukti mampu menghalau antusias warga menyaksikan para jawara.

Malam ini para atlit dan official menginap di penginapan Hong Long, semua tengah beristirahat untuk melanjutkan balapan hari kedua esok hari, yaitu criterium.

Untuk foto selama kegiatan hari ini, silahkan simak garis waktu di twitter @NuGensJkt dengan hastag #Landak11.

Kabupaten Landak – Bank Kalbar BIke Race 2011

Hari Pertama, 30 April 2011

Tim #NuGens berangkat dari Jakarta berbarengan satu pesawat dengan sebagian tim pelatnas. Menggunakan Lion dengan nomor penerbangan JT 0712, ETD CGK 0930, ETA PNR (Pontianak) 1055. Maskapai sedang berbaik hari sepertinya, kami diberikan tambahan waktu beberapa menit lebih lama nunggu pesawat dibandingkan catatan sesuai jadwal pada tiket. Tidak terlalu lama, hanya kurang dari 30 menit.

Kabupaten Kubu Raya, tepat di pada garis maya khatulistiwa menyambut kedatangan dengan intensitas matahari yang lumayan panas. Tidak lebay, bila dikatakan matahari tepat diatas kepala. Hanya 15 KM dari airport menuju Hotel merpati Di Pontianak, turunkan barang, setting sepeda, dan cuaca berubah drastis menjadi hujan deras. Tidak aneh bagi masyarakat sekitar dengan fluktuasi cuaca yang sulit diprediksi seperti ini.

Berdasarkan keputusan Lisence dan Jersey Control, dua pembalap yang memperkuat #NuGens Fatahilah Abdullah dan Agus Sofiandi terpaksa menggunakan jersey pelatnas Merah Putih, karena keduanya terdaftar sebagai atlit pengprov Jogjakarta dan Jawa Barat. Hal ini tidak masalah, karena mereka pada lomba kali ini telah diberikan izin oleh masing-masing pengprov untuk membela Jakarta. Indah sebetulnya saat tiap daerah bisa saling transfer pemain, minim primordial, semoga ini bisa diaplikasikan dalam kehidupan keseharian, tidak hanya pada saat lomba.

30 April merupakan hari pertama keseluruhan lomba, nomor yang akan dipertandingkan yaitu Individual Road Race (IRR) menempuh jarak 132,5KM sepanjang Sei Pinyuh hingga Ngabang. Sebagai catatan bagi masyarakat awam, bahwa dalam perlombaan seperti ini, panitia telah mencatat detail Race Tulip (detail kondisi jalan) dipadupadankan dengan Manual Race yang dibagikan kepada tiap tim. Hebatnya, waktu biasanya sangat presisi hingga pada hitungan menit, kapan start, dan jam berapa akan finish.

Pada rute kali ini, panitia telah secara khusus melakukan pertemuan dengan masyarakat adat setempat untuk sementara mengandangkan hewan ternak mereka, babi dan anjing sementara iring-iringan lomba melalui daerah mereka, selain itu, telah pula melakukan negosiasi untuk meniadakan hukum adat apabila tidak disengaja masih ada hewan tertabrak, mengingat peserta lomba multi etnis. Urusan keamanan, panitia melalui manager meeting pukul 19:00 tadi telah mengingatkan bahwa Kalimatan Barat adalah lahan gambut, jadi banyak jalan yang tampak mulus namun kenyataannya bergelombang.

Hanya terdapat satu KOM (King Of Mountain *Raja Tanjakan* ), yaitu pada kilometer ke- 80,7 di daerah Gunung Seha, batas Desa Paloam kec. Sengah Temila, hanya sepanjang 5 KM start dari ketinggian 800 mdpl dan finish di ketinggian 950 mdpl. 8 kilometer dari sini, akan bertemu dengan Pasar Pahauman. Di daerah sini banyak binatang ternak berkeliaran. Panitia mengingatkan agar berhati-hati, karena turunan seusai finish KOM merupakan turunan curam dengan tikungan yang juga tajam. Ada hal menarik disini, salah satu daerah yang akan dilewati pada rute kali ini adalah Makam Juang Mandor. Disini, dilapangan luas, pernah dilakukan pembunuhan masal ribuan cerdik cendikia Kalimantan Barat oleh tentara Jepang dengan cara dipancung. Konon, ini merupakan salah satu masa hilangnya sebuah generasi dan proses regenerasi selanjutnya berjalan lambat, hingga kini.

Kembali ke teknis balapan, feeding bagi peserta lomba akan dimulai setelah 50 kilometer dari garis start. Naas, pada undian urutan kendaraan official, #NuGens kebagian urutan paling akhir, ke-10, berarti akan menyulitkan saat hendak melakukan supply makan minum kepada rombongan didepan, karena harus melewati belasan kendaraan lainnya didepan. Panitia telah mengantisipasi hal ini dengan mengizinkan race commissaire diatas motor untuk membantu melambung kedepan. Ditengah koordinasi internal tim #NuGens beberapa jam lalu, Rian Arihan si pendulang emas bagi Indonesia pada tiap laga nyeletuk, “ah, segitu mah feeding dua pisang juga cukup”. Masuk akal, karena ini termasuk jarak pendek bila dibandingkan dengan porsi latihan rutin para atlit pelatnas Sea Games 2011.

Total hadiah Rp55.200.000 dialokasikan untuk IRR di hari pertama sebesar Rp19.500.000 dengan perincian Rp7.000.000 untuk juara-1; Rp5.000.000 untuk juara-2; Rp4.000.000 untuk juara-3; Rp2.500.000 untuk juara-4; Rp1.000.000 untuk juara-5 dan Rp500.000 untuk juara-6.

Saat ini ditulis, telah menunjukan pukul 22:00, jam 04:30 kami harus bangun, sarapan, lalu pukul 05:30 ditransfer dari Pontianak ke lokasi start di daerah Sui Piyuh. Offical #NuGens dilapangan akan terus menyajikan laporan langsung melalui akun twitter @NuGensJkt dengan hashtag #Landak11, lantas berupa video pada akhir perlombaan akan ditayangkan di http://sportku.com, bila hendak didiskusikan, silahkan rapatkan ke http://sepedaku.com

Keikutsertaan NuGens Special Selection Pada Bank Kalbar Landak Bike Race, 30 April – 1 Mei 2011

Selama 2 Hari, 30 April dan 1 Mei ini, NuGens (Nu Generators) sebagai nama kecil ISSI Jakarta akan mengikuti ajang balapan Bank Kalbar Landak Bike Race. Acara ini sendiri dipromotori Pengprov Ikatan Sport Sepeda Indonesia (ISSI) Kalbar kerjasama Bank Kalbar dan Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata Landak.

NuGens secara khusus akan menurunkan “NuGens Special Selection Pro Team” yang terdiri dari Andri Prawata, Alvin, Yudi, akan ‘ditarik’ oleh para senior mereka yaitu Ryan Ariehaan, Fatahilah Abdullah dan Tonton Susanto. Keberadaan dua atlit senior memperkuat NuGens dalam ajang balap kali ini adalah memberikan motivasi tersendiri kepada para junior agar lebih keras memacu latihan harian mereka sebagai salah satu bentuk regenerasi atlit peraih prestasi masa depan.

Ditengah keterbatasan dana operasional serta alat pendukung, ISSI Jakarta yang seharusnya menjadi barometer pengelolaan internal organisasi dan raihan prestasi, tidak menurunkan semangat seluruh tim untuk terus berlatih. Ini adalah ajang unjuk gigi, bahwa ISSI Jakarta dengan formatur baru melalui kemasan kasual NuGens WAJIB terus berprestasi.

Optimalisasi social media yang telah diterapkan NuGens, dipastikan akan membantu publikasi tiap acara balap sepeda yang diikuti. Laporan langsung dari lapangan pasti akan dihadirkan kepada seluruh masyarakat melalui akun twitter mereka @NuGensJkt, kepada seluruh followernya yang rata-rata merupakan pesepeda sebatas hobby, dan mayoritas dari mereka belum mengenal siapa saja atlit balap sepeda yang selama ini membela Jakarta, selain itu memberikan pemahaman istilah-istilah teknis sepeda yang selama ini hanya dikenal di lingkungan terbatas. Laporan lengkap jeda hitungan menit melalui blog yang dibangun para volunteer seperti https://nugenerators.wordpress.com/ dan http://nugens.tumblr.com/ juga akan dihadirkan. Tidak lupa, publikasi ini juga akan dituangkan dalam forum http://www.sepedaku.com sebagai salah satu forum seped online terbesar Di Indonesia dan http://www.sportku.com dalam bentuk Video.

Balap sepeda selalu menyumbang emas bagi Indonesia dalam tiap ajang lomba internasional, namun sayang, perhatian masyarakat umum dan khususnya pesepeda sendiri kurang begitu besar. Kondisi ini merupakan akumulasi dari kurangnya publikasi pada media terbatas seperti jejaring sosial macam twitter dan sejenisnya. Dengan keikutsertaan NuGens, semoga kondisi ini bisa dinimalkan, dan kedepannya proses regenerasi atlit berprestasi semakin lancar, serta terpenting adalah, masyarakat umum dan pesepeda khususnya terinformasikan, siapa saja ‘pahlawan’ mereka dari cabang olahraga yang satu ini.

Ditulis oleh:
Inu Febiana, komisi perwasitan ISSI Jakarta periode 2010 – 2014

NuGens ISSI Jakarta: twitter @NuGensJkt